Buletin Islam | La Furia Roja tumbang dari Italia lewat adu penalti 4-2. Sementara Tim Dinamit, Denmark, kalah 1-2 dari Inggris, usai kecolongan 1 gol pada babak perpanjangan waktu. Mereka sama-sama menelan pahitnya kekalahan pada semifinal Euro 2020.
Dengan demikian Italia akan bersua Inggris dalam partai final Euro 2020. Sebaliknya, Spanyol dan Denmark langsung tersingkir dari turnamen empat tahunan antar negara Eropa tersebut. Lalu mengapa tidak ada perebutan juara 3 dalam Piala Eropa, seperti yang ada dalam Copa America atau Piala Dunia?
Dalam kompetisi elit negara Eropa yang dihelat sejak 1960, Euro atau Piala Eropa sejatinya sempat menerapkan playoff juara 3. Perebutan juara ke 3 tersebut diterapkan sejak turnamen edisi pertama (1960), hingga edisi ke-6 (1980). Sejumlah negara seperti: Cekoslovakia, Inggris, Hungaria, Belgia, dan Belanda, pernah menyandang gelar juara ketiga dalam kompetisi Euro.
Namun demikian, perebutan juara ketiga dihapus sejak 1984 atau saat Piala Eropa edisi ke-7. Hal ini dilakukan, menyusul UEFA yang terus mendapat sorotan lantaran duel playoff juara 3 tak banyak diminati penonton. Akhirnya pada saat itu UEFA menghapus titel juara 3, lalu membuat kebijakan lain dengan menambah kuota peserta yang semula 4 tim menjadi 8 tim.
Mulai pertama kali digelar pada tahun 1984, Euro masih dengan didahului format penyisihan grup, yang mana 8 tim dibagi dalam 2 grup berbeda. Saat itu tiap juara grup akan saling berhadapan di partai final. Namun sistem seperti ini hanya bertahan selama 3 edisi, dan terakhir digunakan pada Euro 1992. Tercatat 3 negara pernah menjadi juara Euro menggunakan sistem 2 grup, yakni: Perancis (1984), Belanda (1988), dan Denmark (1992).
Sejak gelaran Euro 1996, UEFA kembali menambah kuota peserta putaran final menjadi 16 tim. Peserta dibagi dalam 4 grup, dan sejak saat itu Piala Eropa menggunakan sistem knock-out atau fase gugur. Tiap juara dan runner-up grup mendapat tiket lolos ke perempat final.
Sistem 4 grup dalam ajang Euro terus digunakan hingga edisi 2012. Sedangkan mulai edisi 2016, UEFA kembali menambah kuota putaran final Euro menjadi 24 tim.
Format baru putaran final Euro menggunakan fase penyisihan yang terbagi dalam 6 grup. Tiap grup tetap diisi oleh 4 kontestan. Namun tiket lolos fase gugur tidak hanya milik juara dan runner-up grup, namun juga 4 tim peringkat 3 terbaik. Sistem ini juga masih dipertahankan dalam ajang Euro 2020.
Meski sudah beberapa kali Euro mengalami perubahan regulasi serta penambahan jumlah kuota peserta putaran final, hingga kini UEFA tetap mempertahankan keputusan mereka untuk meniadakan playoff juara 3.