Buletin Islam | Berikut ini kami ulasan dan bagikan teks tulisan Niat berpuasa Ramadhan, lengkap Arab Latin dan Terjemahan atau artinya.
Pemerintah melalui Kementerian Agama RI, telah melakukan Sidang Isbat pada hari Jumat, 1 April 2022.
Pada sidang tersebut, pemerintah menetapkan bahwa, 1 Ramadhan 1443 H, jatuh pada hari Minggu 3 April 2022 H.
Bagi yang mengikuti keputusan ini, dan berkewajiban untuk berpuasa, tentu malam ini sudah harus siap-siap membaca doa niat puasa.
Simak berikut ini kami bagikan tulisan dan teks bacaan doa niat puasa Ramadhan, yang sudah kami lengkapi dengan teks arab, latin dan terjemahannya.
Teks Doa Niat Puasa
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَنَةِ فَرْضًا لِلهِ تعالى
Latinnya : “Nawaitu Shouma Ghadin ‘An Ada-i Fardhi Syahri Ramadhani Hadzihis Sanati fardhan Lillahi ta’ala”
Artinya : “Aku berniat menjalankan ibadah puasa esok hari, karena menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, karena Allah swt”
Terimakasih sudah membaca tulisan kami terkait Bacaan Niat Puasa Ramadhan – Arab Latin dan Artinya.
Untuk penjelasan lebih lanjutnya, bagaimana jika harakat anda dapat memperhatikan pada kalimat Ramadhani, disitu tidak dibaca Ramadhana mengapa? sebab dalam ilmu gramatika arab hal tersebut tidak dibenarkan.
Dikutip dari Galeri Kitab Kuning Pasalnya, kalimat Ramadhana masuk dalam kategori Isim Ghairu Munsharif (Kata Benda yang tidak menerima tanwin), hal ini memiliki kriteria bacaan yang berbeda dengan isim munsharif (Isim yang bisa dibaca tanwin).
Ketentuannya, lafadz tersebut jika berkedudukan pada I’rab Jer harus dibaca fathah, namun jika posisinya tidak menjadi Mudhaf pada lafadz setelahnya. Sementara dalam redaksi diatas, lafadz Ramadhan menjadi Mudhaf Ilaih bagi lafadz sebelumnya, dan juga menjadi Mudhaf bagi lafadz setelahnya, sehingga lebih tepatnya dibaca Kasrah menjadi “Ramadhani”
Apakah karena kesalahan harakat redaksi bacaan Ramadhan tersebut diatas dapat membatalka puasa? tentu jawabannya tidak batal, artinya puasa yang dijalankan keesokan harinya tetap sah.
Sebab, Niat tidak ada kaitannya langsung dengan lafadz yang diucapkan, karena niat sebenarnya ada dalam hati, sehingga, jika niat dalam hatinya benar, maka redaksi yang salah diatas tetap dibenarkan.