Jaminan Dua Kebahagiaan Bagi Orang Yang Berpuasa

Buletin Islam | Hakikat dari Syar’at Islam yang diajarkan oleh para utusan Allah swt. hingga Rasulullah saw. merupakan pengejewantahan sifat kasih sayang Allah swt. kepada segenap makhlukNya.
Jaminan Dua Kebahagiaan Bagi Orang Yang Berpuasa
Maka, Islam sebagai agama yang penuh rahmat, sesuai dengan pesan utama yang terdandung dalam makna kebahasannya, yakni “keselamatan, kepasrahan dan ketundukan”.
Dari dasar pemikiran inilah, kemudian dikenal istilah “Tujuan Syariat” atau biasa dikenal dengan Maqashid Syar’ah, yang di dalamnya menjelaskan seluk-beluk dan hikmat serta tujuan dari adanya syariat itu sendiri.
Termasuk di dalamnya, adalah Ibadah puasa, yang dalam agama Islam, Puasa sendiri menempati tempat ketiga dalam rukun Islam. Puasa yang berarti menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan, baik berupa makan, minum dan lain sebagainya, mulai dari terbitnya fajar du ufuk timur, hingga terbenamnya matahari di ufuk barat.
Ibadah yang satu ini cukup istimewa, dibandingkan dengan ibadah-ibadah “mahdhah” atau murni lainnya, seperti shalat, haji dan lain-lain.
Bahkan, saking istimewanya, Allah swt. sendiri memberikan pahala yang cukup istimewa, dalam sebuah yang diriwayatkan oleh Imam bukhari dan Imam Muslim, menegaskan bahwa Allah swt. sendiri yang akan membalas atau memberi pahala terkait ibadah puasa. Hal tersebut menunjukkan agungnya ibadah puasa.
Selain keistimewaan tersebut, Allah swt. juga menjamin dua kebahagiaan yang akan didapat oleh orang yang berpuasa, apa sajakah itu? berikut ini penjelasannya.

Dua Kebahagiaan Bagi Orang yang Berpuasa

Lanjutan dari hadis yang disebutkan diatas, berkenaan dengan keistimewaan dan keutamaan dari puasa, adalah penjelasan dari jaminan dua kebahagiaan yang akan Allah swt berikan kepada hambaNya yang melaksanakan ibadah puasa. 
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Artinya : “Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, (satu) kebahagiaan saat dia berbuka puasa, dan (dua) kebahagiaan saat dia bertemu dengan tuhanya (Allah swt).”
Penjelasan kebahagiaan dalam hadis diatas, adalah sebagai berikut:

#1 Kebahagiaan Saat Berbuka Puasa

Bukan bahagia karena seseorang dapat menikmati hidangan yang telah tersedia, atau dia dapat kembali minum setelah menahan dahaga sehari penuh.
Namun yang dimaksud adalah kebahagiaan karena telah sukses menjaga puasanya sehari penuh, yang berarti dia telah bahagia karena telah menuanikan ketaatan kepadaNya.

#2 Kebahagiaan Saat Bertemua Dengan Allah swt.

Dalam hadits tersebut, secara tersirat Allah swt. menjamin seseorang yang taat dalam menjalan ibadah puasa, dia akan diberi kesempatan kelak untuk bertemu dengan Allah swt.
Dan bukan hanya demikian, disisi lain ada kebahagiaan tersendiri, sebab dia bertemu dengan membawa ketaan dalam Ibadah puasa, yang mana ibadah ini termasuk ibadah yang bersifat rahasia antara dirinya dan tuhannya saja yang tahu.
Dari penjelasan tersebut, tentu tidak ada alasan lagi, bagi umat Islam yang sudah memenuhi kriteria mukallaf, dan tanpa adanya Udzur / kendala yang diperkenan oleh syariat, untuk meninggalkan ibadah yang satu ini.
Sebab ternyata ada dua jaminan dari Allah swt. bagi mereka yang secara ikhlash, dan taat menunaikannya, yang mungkin tidak dia gapai dari ibadah lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *