Selamat pagi embun
Telah lewat si paruh baya menggandeng kawannya
Bersama dengan kabut asap di atas loteng si tua renta
Dia sedang sedang menanak
Karena kedatangan kemenakannya
Belum pula mati kelap kelip lampu di depan rumah si muda
Dia belum terbangun dari mimpinya
Di dengarnya si nuri bersiul di atas lotengnya
Tampak tak di hiraukan pula
Telah lewat si manis jelita berbalut mukena
Sangat rupawan hatinya
Dituturkan sapanya pada udara
Tertawa sambil melambaikan tangan pada awan yang masih kelam
Sejenak termangu
Tibalah angin sepoi membawa bisikan derita
Sejoli yang saling bersahut cemooh
Membenarkan ego tanpa sandiwara
Saling menggenggam berang lantaran lawwamah
Si bungsu meronta penuh kemalangan
Tak di hiraukan pula
Ia berlari pada ruang sakral
Mengadu pada tuhan
Diatas sajadah membentang
O, senapati
Sampaikan kalam syukur ini pada Nya
Beribu terimakasih atas pelajaran penuh warna
Tidaklah sampai jadi nelangsa