Teks Khutbah Jumat; Berkurban, Wujud Syukur Atas Kehidupan

Teks dan Naskah Khutbah Jumah

Buletin Islam | Salah satu keistimewaan yang dimilki oleh hari jumat adalah di lipat gandakannya amal yang kita lakukan.

Selain yang telah disebutkan diatas, yang istimewa adalah adanya shalat Jumat yang terdapat Khutbah dalam pelaksanaannya.

Bacaan Lainnya

Tujuan Khutbah adalah sebagai nasihat kepada umat muslim untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.

Berikut adalah Teks Khutbah Jumat; Berkurban, Wujud Syukur Atas Kehidupan

Khutbah Pertama

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ ِللهِ الْغَنِيِّ الْحَمِيْدِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلٰى مَا اَوْلاَهُ مِنَ اْلإِنْعَامِ وَاْلإِكْرَامِ وَالتَّشْدِيْدِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى اْلاِيْمَانِ والتَّوْحِيْدِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ مِنْ صَالِحِ الْعَبِيْدِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ اْلاَضْحٰى. اِبْتَلَى اللهُ فِيْهِ خَلِيْلَهُ اِبْرَاهِيْمَ. كَمَا ذَكَرَهُ فِيْ كِتَابِهِ الْعَظِيْمِ : فَلَمَّا اَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِيْنِ وَنَادَيْنَهُ أَنْ يَآ اِبْرَاهِيْمَ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. إِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِيْنُ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Wajib kiranya bagi seorang muslim untuk senantiasa memupuk rasa iman dan takwa kepada Allah SWT. Oleh karenanya, marilah kita menguatkan dan meningkatkan takwa kita kepada Allah dengan berjuang sekuat tenaga untuk mematuhi segala perintah dan menjauhi sejauh-jauhnya larangan Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Di umur dunia yang sudah semakin tua ini, kita rasakan banyak manusia yang mementingkan kuantitas dari pada kualitas harta. Manusia di era modern saat ini lebih mementingkan jumlah harta yang dimiliki dibanding keberkahan harta itu sendiri. Banyak yang beranggapan bahwa hidup dan rezeki adalah matematika yakni satu tambah satu sama dengan dua. Padahal rezeki dalam kehidupan ini tidak bisa dihitung dengan ilmu matematika. Dalam hidup terkadang 1+1 memang 2. Namun, bisa saja 1+1=11 atau 1+1 bisa jadi 0.

Masing-masing rezeki manusia dan makhluk di dunia sudah ditentukan oleh Allah. Rezeki tidak akan tertukar karena Allah telah membagi-bagi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 37).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Segala hal terkait dengan rezeki yang sudah didapatkan haruslah disyukuri. Dengan syukur, kita tidak akan lagi selalu menghitung-hitung jumlah harta yang kita miliki. Perlu kita sadari, rezeki, harta adalah washilah (lantaran) saja untuk kita bisa beribadah dengan istiqamah kepada Allah. Ingat, tugas utama kita hidup di dunia ini adalah beribadah menyembah Allah SWT. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Di antara wujud wujud bersyukur adalah dengan bersedekah dan berbagai rezeki kepada orang lain. Jangan sampai kita berpikir bahwa dengan memberi kepada orang lain, harta kita akan berkurang. Tidak, tidak sama sekali. Malah sebaliknya, ketika kita memberi, pada hakikatnya kita menerima. Dengan memberi, apa yang kita miliki pun akan semakin berkah dan semakin mendekatkan kita kepada yang memberi rezeki yakni Allah SWT.

Dalam bulan Dzulhijjah yang penuh hikmah ini, wujud syukur dan pendekatan diri kepada Allah melalui berbagi rezeki dapat diwujudkan dalam ibadah kurban. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda sampai dengan saat ini, berkurban bisa benar-benar sangat besar manfaatnya bagi yang menerima. Bagi yang sulit dalam mencari kebutuhan pangan, kurban bisa menjadi solusi meringankan kebutuhan hidup.

Dengan beberapa hal ini kita bisa mengetahui bahwa berkurban memiliki dua dimensi hikmah. Pertama, dimensi vertikal dalam bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Ini juga bisa diketahui dari kata kurban itu sendiri berdasarkan etimologi yang berasal dari bahasa Arab qaruba – yaqrubu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat. Kedua, dimensi horizontal atau sosial di mana dengan kurban akan mampu menggembirakan orang-orang yang membutuhkan pada Hari Raya Idul Adha.

Rasulullah bersabda melalui hadits yang diriwayatkan dari Aisyah Ra

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (HR. Imam at-Tirmidzi)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat dan mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kita sebagai jiwa-jiwa yang dekat dengan Allah SWT dan memiliki kepekaan sosial dengan saling berbagi pada sesama.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُااللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا

اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

Demikianlah Teks Khutbah Jumat; Berkurban, Wujud Syukur Atas Kehidupan yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yang kami smpaikan dapat bermanafaat dan semoga kita bisa menjadi manusia yang berkorban. Amiin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *