BuletinIslam.com | JAKARTA – Hampir seluruh sendi kehidupan dan elemen masyarakat merasakan dampak pandemi Covid-19. Tidak terkecuali dengan pondok pesantren, santri, dai, guru ngaji, madrasah, hingga marbot masjid.
Kondisi pandemi covid-19 semakin mempengaruhi banyak sektor kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan dan keagamaan yang di dalamnya terdapat lembaga Pondok Pesantren, santri sampai dai dan marbot masjid.
Dikutip dari Jpnn.com, Yandri Susanto, selaku Ketua Komisi VIII DPR RI menegaskan, dalam sejarah Republik Indonesia, bahkan sebelum merdeka, peran dan keberadaan pondok pesantren sudah sangat signifikan.
Namun dia menegaskan, realitinya, saat ini tercatat kurang lebih 27 ribu lebih pondok pesantren, dan 5 juta santri turut merasakan dampak pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, politikus asal Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut mendesak Kementerian Agama (Kemenag) untuk lebih memperhatikan Pondok Pesantren dan para santrinya.
Menurutnya, saat ini banyak pondok pesantren yang masih berani buka, tetapi juga tidak sedikit yang tidak berani melakukan proses pembelajaran.
Yandri menegaskan, saat rapat kerja Komisi VIII DPR dengan Menteri Agama Fachrul Razi,
“Kalau pemantauan langsung kami, mereka untuk bayar listrik saja sekarang susah. Termasuk ustadz yang mengajar, para dai, semua yang terlibat hingga petugas kebersihan, semua susah karena pemasukan tidak ada,”Yandri Susanto, Jumat (26/6).
“Bukan hanya pondok pesantrennya, santrinya juga terdampak. Misalnya, bagaimana soal pembelajaran mereka dan sebagainya,” tambah Yandri.
Baca Juga : 3 Santri Lamongan Ciptakan Mie Berbahan Daun Kelor
Ia juga menambahkan, secara historis, sejak dulu pondok pesantren berjasa besar untuk bangsa ini, maka sudah sepatutunya mereka harus mendapatkan pelayanan dengan baik, tidak terkecuali dari sisi kebijakan anggaran.
“Dalam anggaran yang berjalan 2020, mungkin ada refocussing dan realokasi termasuk RAPBN 2021. Saya yakin Pak Menteri dan jajarannya sama hatinya dengan kami bahwa pondok pesantren harus dilayani dengan baik semaksimal mungkin sesuai (kemampuan) keuangan negara,” Yandri Susanto
Selanjutnya, Yandri menjelaskan, kondisi pandemi Covid-19 ini tentu ada hikmah yang bisa dipetik, terutama bagaimana negara bisa hadir dan berpihak kepada pondok pesantren.
“Insyaallah ada hikmah Covid-19 ini, kita ditunggu seluruh pondok pesantren di seluruh Tanah Air untuk hadir. Mungkin selama ini kita belum terlalu berpihak anggarannya,”Yandri Susanto
Oleh sebab itu, memang seharusnya Komisi VIII DPR mengadakan rapat dengan khusus dengan menag Fachrul untuk membahas lebih jauh tentang anggaran tersebut.
Anggaran Menag 2021 Capai 66 Triliun lebih
Sebab saat ini, menag sendiri telah mengalokasikan Rp 66,7 triliun untuk tahun 2021, yang didalamnya bisa dipastikan diperuntukannya bagi madrasah swasta, pondok pesantren, honor, empashing, dan lainnya.
Yandri juga memberikan contoh, bahwa sebelum pandemi ada guru Madrasah di lampung yang menerima gaji hanya 150 ribu perbulan, sementara di Banten lanjut dia, ada yang hanya menrima 500 ribu perbulan.
Dan sekarang saat pandemi, tentu kondisi para guru madrasah tersebut semakin memprihatinkan. Bahkan ada beberapa guru madrasah yang tidak mendapatkan gaji selama tiga bulan.
Menurutnya, Hal inilah yang mendasari DPR mendesak Kemenag untuk memperhatikan pendidikan keagamaan khususnya Pesantren dan Para Santri, agar Negara bisa hadir membantu mereka.
“Kehadiran, keberpihakan untuk merasakan penderitaan para guru madrasah di semua tingkatan di Indonesia penting untuk direalisasikan,”Yandri Susanto
Sebab, menurut Yandri, saat ini banyak lembaga swasta termasuk pondok pesantren yang pendapatannya bukan hanya nol, tapi juga minus, padahal mereka juga memerluka biaya operasional, seperti listrik, air dan lain-lain.
Menurutnya, meski saat ini beberapa bantuan sudah mengalir ke pesantren, namun bantuan itu dari pemda, bukan dari pemerintah pusat.
Dia menambahkan, kondisi pandemi ini memang ada hikmahnya, khususnya untuk membentuk peradaban yang lebih baik.[red]