Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, menyatakan menolak atas usulan lockdown atau karantina wilayah yang diterapkan di seluruh Pulau Jawa guna menanggulangi lonjakan kasus virus corona (Covid-19).
Menurutnya, kondisi tiap daerah berbeda-beda, sehingga tidak bisa diterapkan kebijakan yang sama. Terlebih, saat ini perekonomian Solo mulai masuk fase pemulihan.
“Lockdown se-Jawa, kurang fair. Terutama untuk kota yang tidak zona merah. Kalau di-lockdown dengan keadaan seperti ini ya tidak fair. Situasi kita dan Kudus beda. Kita lebih sehat,” kata Gibran di Solo, Selasa (15/6).
Ia mengklaim Covid-19 di Kota Solo sudah terkendali dengan baik berkat kinerja pemerintah Kota Solo bersama masyarakat.
Jika lockdown diterapkan di seluruh daerah di Jawa maka geliat ekonomi yang baru dirasakan warga Solo beberapa bulan terakhir akan terhenti.
“Kalau di-lockdown ya turun lagi aktivitas ekonominya. Solo dan Kudus ya beda, tidak bisa disamaratakan,” katanya.
Gibran mengatakan wilayah yang dipimpinnya pun sudah melakukan vaksinasi lebih cepat jika dibanding beberapa daerah lain. Oleh karena itu, dia merasa tidak adil jika aktivitas masyarakat dibatasi total dengan kebijakan lockdown.
Di Solo, sejak Maret 2021, angka kasus aktif tercatat relatif landai di kisaran 200-250. Namun dalam dua pekan terakhir angka tersebut melonjak dua kali lipat.
Sedangkan pada awal Juni, di Solo, kasus aktif tercatat sebanyak 276. Per 15 Juni, kasus aktif melonjak keangka 98,55 persen atau menjadi 548.