Bed Occupation Rate (BOR) atau tingkat ketersisaaan rumah sakit yang mencapai rata-rata di Kota Solo mencapai 80,66 persen. Meski demikian, Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo yakin bahwa kasus Covid-19 yang ada di Solo masih terkendali.
Ia berkata bahwa kamar isolasi Covid-19 di Solo didominasi warga dari luar kota.
“Isinya kan orang luar kota semua. Banyak banget. Warga kita kan sehat semua,” katanya, Rabu (16/6).
Meski demikian, ia belum berencana membatasi pasien dari daerah lain.
“Kita kan tidak bisa menolak,” katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah membuka fasilitas karantina terpusat di Solo Techno Park (STP) khusus warga Solo. Penetapan STP sebagai tempat karantina terpusat khusus Solo tertuang dalam Surat Edaran (SE) Walikota Solo Nomor 067/1869 tentang Perpanjangan PPKM Mikro yang ditandatangan Gibran Selasa (16/6).
“STP mulai hari ini bisa dipakai. Kapasitasnya bisa 100 orang. Ditambah bed juga masih bisa,” katanya.
Selama ini Solo mengirim pasien Covid-19 tanpa gejala untuk dikarantina di Asrama Haji Donohudan (AHD), Boyolali. Sejak meledaknya kasus Covid-19 di Kudus, AHD digunakan untuk menampung limpahan pasien dari Kota Kretek tersebut. Saat dibukanya STP menjadi tempat karantina terpadu khusus Solo, Pemkot Solo tidak lagi mengirim pasien ke AHD.
“Ya karena ada isu varian baru. Nggak apa-apa, nggak masalah,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo, Siti Wahyuningsih menyebut BOR rata-rata di Solo mencapai 80,66 persen. Dengan rincian ruang perawatan Covid-19 terisi 66,42 persen dan ICU terisi 94,8 persen.
Di Solo, tercatat ada 636 bed yang tersebar di 16 rumah sakit pemerintah maupun swasta. Sedangkan ICU untuk Covid-19 hanya ada di 14 rumah sakit dengan total 127 unit. Artinya, kapasitas ruang isolasi Covid-19 di Solo masih tersisa 213 unit.
“Kita yang repot di ICU. Dari 127 tinggal enam yang masih kosong,” katanya.
Ning, sapaan akrabnya, mengatakan Dinkes sudah memberikan surat edaran ke rumah sakit swasta untuk meningkatkan kapasitas ruang isolasi. Mengingat angka kasus Covid-19 yang terus meningkat di berbagai daerah.
“Termasuk Solo sendiri juga naik. Kita minta rumah sakit menambah kapasitas minimal 40 persen dari yang ada sekarang,” katanya.
Sejak awal Juni, kasus Covid-19 di Solo terus saja meningkat. Bahkan dalam dua pekan terakhir kasus aktif di Solo meningkat lebih dari dua kali lipat dari 276 pada 2 Juni menjadi 585 pada 16 Juni. Dari total yang terulars evara aktif tersebut tercatat bahwa sebanyak 471 positif Covid-19 tanpa adanya gejala. Mereka menjalani karantina di AHD, STP, dan karantina mandiri. Sedangkans sisanya, 114 rang lain, membutuhkan perawatan di rumah sakit.