Longsor, gempa, tsunami, angin topan, kebakaran hutan dan banjir adalah sekian bencana yang Allah turunkan untuk menguji seberapa sabar manusia dalam menjalani cobaannya.
Tak ada yang menginginkan itu semua. Semua adalah takdir yang Allah SWT tentukan. Bencana, rizki dan lain sebagainya.
Namun apabila saudara menjadi salah satu bagian dari mereka yang terkena musibah maka tidak ada salahnya dan alangkah baiknya bila saudara membaca Doa-Doa Saat Dan Agar Tidak Terkena Musibah berikut:
Doa-doa berikut kami rangkum dari kitab Al-Adzkâr-nya Imam An-Nawawi, yang memiliki nama lengkap karya Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi.
Supaya terlihat mudah maka kami membaginya menjadi dua bagian: yang pertama doa pencegahan atau memohon perlindungan dari bahaya dan yang kedua doa bagi mereka yang sudah atau sedang tertimpa musibah.
Doa Memohon Perlindungan Dari Musibah
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أعُوذُ بِكَ مِنَ الهَدْمِ وأعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وأعُوذُ بِكَ مِنَ الغَرَقِ وَالحَرَقِ وَالهَرَمِ وَأعُوذُ بِكَ أن يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطانُ عِنْدَ المَوْتِ وأعُوذُ بِكَ أنْ أمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِراً وأعُوذُ بِكَ أن أمُوتَ لَديغاً
Allahumma inni a‘udzubika minal hadmi wa a‘udzubika minat taraddi wa a‘udzubika minal gharaqi wal haraqi wal harami wa a‘udzubika an yatakhabbathanisy syaithânu ‘indal maut wa ‘audzubika an amuta fi sabilika mudbiran wa a‘udzubika an amuta ladighan
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari reruntuhan (longsor), dan aku berlindung pada-Mu dari tergelincir, dan aku berlindung pada-Mu dari tenggelam (banjir), terbakar, dan tak berdaya. Dan aku berlindung pada-Mu apabila syetan menjerumuskan padaku ketika akan mati, dan aku berlindung pada-Mu apabila mati dalam keadaan berbalik arah dari jalan-Mu (murtad), dan aku berlindung pada-Mu apabila mati karena disengat. (HR Abu Daud)
Imam Nawawi dalam kitab karangannya yang diberinya judul dengan al-Adzkar memasukkan doa ini dalam deretan “Doa-doa Penting yang Sunnah Dibaca Kapan Saja”.
Dalam konteks bencana gunung meletus, doa tersebut bisa dipahami sebagai permohonan agar dicegah dari bahaya longsoran muntahan vulkanik, jatuh akibat getaran yang ditimbulkan, terbakar oleh panas material letusan, lemah fisik menghadapi kesulitan, dan semacamnya.
Yang paling pokok tentu saja adalah permintaan kepada Allah agar tetap membawa iman ketika memang harus ditakdirkan meninggal dalam musibah tersebut.
Doa lain yang juga bisa dibaca rutin setiap hari adalah:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا في السَّماءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيم
Bismillahil ladzi la yadlurru ma‘asmihi syaiun fil ardli wa la fis sama’i wa huwas samî‘ul alim
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu di bumi dan di langit tak dapat memberikan mudarat (bahaya). Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Pengetahui.”
Disebutkan dalam Sunan Abu Dawud dan Tirmidzi bahwa hadits ini bersanad pada Sayyidina Utsman bin ‘Affan yang bercerita bahwa Rasulullah pernah bersabda bahwa barangsiapa yang membaca doa tersebut tiap pagi dan tiap petang sebanyak tiga kali maka ia akan terbebas dari bahaya apa pun.
Lantas bagaimana dengan yang sudah tertimpa musibah? Berikut adalah doanya
Doa Saat Tertimpa Musibah
إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها
Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un. Allahumma ajirni fi mushibati wa akhlif li khairan minha.
Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.” Dalam hadits Shahih Muslim disebutkan bahwa barangsiapa membaca doa tersebut, niscaya Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya.
Musibah, meski berwujud dalam satu bentuk, bisa dimaknai dalam berbagai sudut pandang. Musibah dapat diartikan sebagai adzab atau peringatan atau sebagai ujian atau cobaan. Cara memahami musibah dari perspektif pertama ini lebih utama karena dapat menimbulkan introspeksi (muhasabah), yang mendorong manusia mengoreksi kekurangan-kekurangannya lalu berusaha memperbaiki diri.
Redaksi doa terakhir ini memberi pesan tentang hakikat bahwa di dunia ini dan semua yang kita miliki adalah milik Allah, Pemilik yang sejati. Juga tentang ajaran bahwa segenap musibah tak ada yang sia-sia, bahkan bisa berpahala, bila si penerima musibah mampu menyikapinya secara tepat.
Doa tersebut juga mengandung rasa optimisme yang hal itu sangat baik untuk mensugesti kejiwaan dari yang terkena musibah. Hal itu ditandai dengan harapan kepada Tuhan akan karunia pengganti yang lebih baik.
Demikianlah Doa-Doa Memohon Perlindungan Dari Musibah Dan Saat Terkena Musibah yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat dan semoga kita senantiasa dijauhkan dari segala macam musibah yang sedang atau akan terjadi. Amiin.