Layaknya pedang, doapun juga demikian. Dengan berdoa, kita dapat menjadikan ujung tombak setiap hari dalam mencari kebaikan
Inilah Dia Doa-Doa Yang Sering Dipanjatkan Oleh Rasulullah SAW
Maksud dari pengertian kebaikan dunia mencakup seluruh yang dibutuhkan manusia di dunia. Misalnya, sehat, rizki yang lagi halal, rumah tinggal yang nyaman, istri shalihah, anak-anak penyejuk mata, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, ketentraman, dan lain-lain.
Sedang kebaikan di akhirat, Ibnu Katsir rahimahullah mengartikan Kebaikan yang tertinggi ialah berhasil masuk surga dan menikmati kondisi-kondisi yang menyertainya, seperti perasaan aman dari ketakutan yang paling dahsyat di ‘arashât, dimudahkan proses hisâb (perhitungan amalan), dan lain-lain yang merupakan kejadian-kejadian yang menyenangkan di akhirat kelak”.
Doa yang mulia itu ditutup dengan permohonan agar terlindung dari siksa neraka. Maknanya, yaitu harapan untuk memperoleh kemudahan dalam menjauhi faktor-faktor datangnya siksaan, dengan menjauhi larangan, dosa dan syubhat-syubhat.
Doa tersebut biasa disebut dengan Doa Selamat yang selalu dipanjatkan setelah sholat. Selain itu Nabi Muhammad juga meminta perlindungan dari hal-hal berikut
- Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan.” (HR. Muslim)
- Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim)
- Dari Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dalam shalatnya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” Kemudian ada seorang yang bertanya, “Alangkah seringnya engkau berlindung dari hutang.” Maka Beliau bersabda, “Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka apabila berbicara berdusta, dan apabila berjanji mengingkari.” (HR. Bukhari)
Dari ketiga doa tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa doa-doa tersebut mengandung permintaan agar mendapatkan kebaikan pada agama dan dunia. Karena maksud “petunjuk” adalah ilmu yang bermanfaat, sedangkan maksud “ketakwaan” adalah amal yang saleh serta meninggalkan apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. Dengan keduanya, keadaan agama seseorang menjadi baik. Dalam doa yang singkat ini kita meminta kepada Allah hidayah irsyad (diberitahukan ilmu yang bermanfaat yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk).
Adapun kesucian dan kecukupan mengandung sikap menjaga diri dari makhluk dan tidak bergantung kepada mereka, merasa cukup dengan Allah dan dengan rezeki yang dilimpahkan-Nya serta bersikap qana’ah (menerima apa adanya), serta memperoleh sesuatu yang menenangkan hati, yaitu kecukupan. Dengan kesucian dan kecukupan ini, maka akan sempurna kebahagiaan hidup di dunia dan ketenangan batin, dimana hal ini merupakan hayat thayyibah (kehidupan yang baik).
Sedangkan dalam hadits yang kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari tujuh perkara, yaitu:
- Kelemahan
- Kemalasan
Perbedaan antara lemah dan malas adalah, bahwa lemah itu tidak adanya kemampuan, sedangkan malas adalah enggannya jiwa melakukan kebaikan dan kurang terdorong kepadanya padahal mampu melakukannya. Kedua hal ini adalah penyakit yang membuat seseorang duduk dan meninggalkan kewajiban sehingga terbuka baginya pintu-pintu keburukan. - Sifat pengecut
- Kebakhilan
Sebetulnya ada kesamaan antara shifat bakhil dan pengecut. Bakhil terkait dengan harta, pengecut terkait dengan jiwa. Siapa saja yang kehilangan keberanian untuk melawan hawa nafsu, was-was setan, melawan musuh, menghadapi lawan yang membela yang batil, maka dia adalah pengecut. Dan siapa saja yang tidak mau memberi kaum fakir dengan hartanya, mengeluarkan hartanya untuk para mujahid fii sabilillah dan mengeluarkan pada jalur-jalur kebaikan, maka dia adalah orang yang bakhil. Allah Subhaanahu wa Ta’ala, dalam banyak ayat memerintahkan berjihad dengan jiwa dan hartanya. Dan penyakit yang dapat menghalangi seseorang dari berjihad mengorbankan jiwa dan hartanya adalah penyakit pengecut dan bakhil. - Pikun
Yang dimaksud pikun adalah dikembalikan kepada usia yang paling buruk. Sebab mengapa Beliau berlindung darinya adalah karena ketika sudah pikun terkadang ucapan menjadi ngelantur, akal dan ingatan menjadi kurang, panca indera menjadi lemah, dan lemah dari melakukan ketaatan serta meremehkan sebagiannya, cukuplah seseorang berlindung darinya karena Allah menamai usia tersebut sebagai ardzalul ‘umur (usia paling buruk). - Azab kubur
Selain nikmat kubur, dari hadist diatas kita juga dapat mengetahui bahwa ada juga yang namanya siksa kubur. Hadits lain yang menunjukkan adanya azab kubur adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata yang artinya adalah
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu di antara kebun-kebun Madinah atau Mekkah, lalu Beliau mendengar suara dua orang yang diazab dalam kuburnya, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keduanya sedang diazab, dan keduanya tidaklah diazab menurut keduanya terhadap dosa besar.” Selanjutnya Beliau bersabda, “Bahkan sesungguhnya itu dosa besar. Adapun salah satunya, maka ia tidak menjaga diri dari kencingnya, sedangkan yang satu lagi berjalan kesana-kemari mengadu domba.” Kemudian Beliau meminta dibawakan pelepah kurma, lalu Beliau mematahkan menjadi dua bagian, dan meletakkan belahannya di masing-masing kubur itu, lalu Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal itu?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan azab keduanya diberi keringanan selama belahan itu belum kering,” atau bersabda, “Sampai kedua belahan kering.” (HR. Bukhari)
- Fitnah hidup dan mati
Fitnah hidup artinya cobaan dan hujian hidup, baik berupa fitnah syahwat dan fitnah syubhat, dimana kedua cobaan ini banyak yang membuat manusia tergelincir, lalai dari kewajibannya dan terbawa oleh arus fitnah yang menggiringnya kepada kebinasaan, maka dalam doa ini, kita berlindung agar kita mampu menghadapi cobaan-cobaan itu dengan tetap bersabar menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar menjauhi maksiat, dan istiqamah di atas agamanya. Ini adalah cara untuk menghadapi fitnah syahwat.
Untuk cara terampuh menghadapi fitnah ini sendiri tak lain dan tak bukan adalah dengan harusnya memperbanyak bekal berupa ilmu syari’at
Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya dan selalu diberi pertolongan-Nya. Amiin