BuletinIslam.com | Di bulan Ramadhan, selain ibadah wajib setiap umat Islam juga menjalankan amalan ibadah sunnah.
Dengan mengerjakan amalan-amalan sunnah kaum muslim bisa mendapatkan berkah dan pahala yang lebih serta bisa meningkatkan Kualitas iman pada Allah SWT.
Apalagi di bulan suci Ramadhan ini semua kegiatan yang baik akan dilipat-gandakan berpuluh kali lipat.
Rasulullah SAW pernah mengatakan keistimewaan ini lewat hadits:
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan sunnah pada bulan Ramadan. Maka (pahalanya) seperti orang yang melakukan amalan fardhu pada bulan lainnya. Dan barangsiapa yang melakukan amalan satu amalan fardhlu di bulan Ramadan maka (pahalanya) seperti orang yang melakukan 70 amalan fardhu pada bulan lain.”
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa adalah Berbuka Puasa. Dalam berbuka ini ada amalan sunnah yang diajarkan oleh Raasulullah SAW.
Mungkin kita sudah kenal beberapa di antaranya seperti mendahulukan makan yang manis-manis, berdoa, dan lainnya.
Selain itu, ada beberapa sunnah lain yang mungkin kamu belum tahu. Untuk selengkapnya simak ulasannya berikut ini.
Amalan Sunnah Saat Berbuka Puasa
1. Menyegerakan Buka Puasa
Sunnah yang pertama saat kita mendengar adzan maghrib adalah segera untuk membatalkan puasa. Meskipun dalam buka puasa pertama tidak langsung makan-makanan pokok seperti nasi. Bisa diawali dengan kurma atau air putih.
Dengan buka puasa, seseorang akan segera mengembalikan kekuatan setelah sehari penuh tidak diisi dengan makanan dan minuman.
بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ، وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ
Artinya: “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.”
2. Membaca Doa Berbuka Puasa
Setelah kita berbuka puasa, maka Sunnah dari Rasulullah SAW berikutnya adalah membaca doa berbuka puasa.
Ada banyak macam doa untuk berbuka puasa ini. Salah satu versi yang sudah umum adalah:
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ.
Artinya: Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.
3. Berbuka dengan Yang Manis atau Air Putih
Disunnahkan ketika berbuka puasa adalah mendahulukan makan maknan yang manis-manis seperti kurma, kolak, manisan atau lainnya. Atau kalau tidak menemukan makana yang manis maka sunnah untuk mendahulukan minum air putih.
Berbuka dengan kurma dan air putih merupakan contoh dari Rasulullah SAW yang disaksikan para shahabatnya. Hal ini ditemukan keterangan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi.
عن أنس بن مالك قال * كان النبي صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل ان يصلي فان لم يكن رطبات فتمرات فان لم يكن تمرات حسا حسوات من ماء رواه أحمد وأبو داود والترمذي
Artinya, “Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW berbuka puasa dengan beberapa kurma matang dan basah sebelum melangsungkan shalat. Kalau taka da kurma basah, Rasulullah SAW berbuka dengan kurma kering. Bila taka da kurma kering, ia meminum beberapa teguk air,’” (HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi).
Selain sunnah, anjuran untuk berbuka puasa dengan makanan yang manis atau air putih di bidang medis juga mengandung manfaat kesehatan.
Kalori yang ada dalam tubu manusia kebanyakan berasal dari makanan atau minuman yang manis. Dengan berbuka makanan atau minuman manis tubuh akan mendapatkan energi lebih cepat setelah sehari berpuasa.
4. Memberi makanan untuk Orang Puasa Saat Berbuka
Hal ini sudah sering kita lihat di negara kita. Ada yang membagikan makanan di masjid-masjid, mushalla, jalan dan lainnya.
Dikutip dari Nu Online, bahwa Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menyampaikan satu hadis yang cukup panjang tentang hal ini. Sebagian kutipan hadis tersebut menuturkan:
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ سَلْمَانَ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فقال: … من فَطَّرَ فِيهِ صَائِمًا كَانَ لَهُ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ» ، قَالُوا: يَا رَسُولَ الله ليس كلنا يجد ما يفطّر بِهِ الصَّائِمَ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُعْطِي اللَّهُ هَذَا الثَّوَابَ لِمَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى مَذْقَةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةٍ مِنْ مَاءٍ، وَمَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا سَقَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ حَوْضِي شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ بَعْدَهَا حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ
Artinya: Dari Sa’id bin Musayab dari Salman ia berkata: Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami di hari terakhir bulan Sya’ban. Beliau bersabda, “… Barangsiapa yang memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa di bulan Ramadhan maka hal itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari api neraka. Baginya pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala puasa orang yang diberi buka tersebut.” Orang-orang berkata, “Ya Rasulullah, tidak setiap kami dapat memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa.” Rasulullah bersabda, “Allah akan memberikan pahala yang demikian ini kepada orang memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa meskipun hanya dengan susu encer, sepotong kurma, atau seteguk air. Dan barang siapa yang mengenyangkan orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya minum dari telagaku di mana setelahnya ia tak akan haus sampai masuk ke dalam surga…” (Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi, Tafsir Ma’alimut Tanzil [Kairo: Darul Alamiyah, 2016], jil. 1, hal. 196 – 197)
5. Mendoakan Orang yang Beri Makan Berbuka
Kalau kita tidak bisa memberikan makanan pada orang yang sedang berpuasa, maka kita disunnahkan untuk mendoakan orang yang memberikan maknan untuk berbuka.
6. Berbuka Secukupnya
Amalan sunnah selanjutnya adalah makan atau berbuka dengan secukupnya. Sebenarnya ini bukanlah hal yang khusus di bulan puasa karena bersikap berlebihan dalam makanan adalah salah satu hal yang tidak dianjurkan oleh syariat.
Masalah ini juga disinggung dalam firman Allah SWT:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf, Ayat: 31)
Selain ayat Al-Qur’an di atas, Rasulullah juga menganjurkan pada umatnya untuk makan dan minum tidak berlebihan. Cukup dengan kadar yang dibutuhkan seperti yang dijelaskan dalam hadits:
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
Artinya: “Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk ketimbang perut. Cukuplah bagi anak adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya) maka hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR. Ahmad)
Sekian dulu artikel kali ini. Semoga dapat bermanfaat dan sampai ketemu lagi di postingan selanjutnya. Jangan lupa share artikel ini kalau bermanfaat.