Sebagian besar dari kita mungkin sering menerima pesan melalui media sosial dan media lainnya tentang doa Malaikat Jibril yang konon dinukil dari suatu riwayat ketika hendak masuk bulan suci Ramadhan. Doa Malaikat Jibril itu adalah sebagai berikut.
“Ya Allah, tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya, tidak bermaafan terlebih dahulu antar pasangan suami istri dan tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.”
Dari berbagai literatur disebutkan bahwa sejatinya doa Malaikat Jibril yang dimaksud adalah doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ahmad yang tercantum dalam Kitab Shahih Ibnu Khuzaimah serta dalam Kitab Musnad Imam Ahmad. Berikut adalah hadits yang dimaksud.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin’.
Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.’”
(Hadits ini dinilai shahih oleh Al-Mundziri dan oleh Adz-Dzahabi. Sedangkan oleh Al-Haitsami, Ibnu Hajar Al-Asqalani dan oleh Al-Albani hadist ini dinilai pada derajat hasan).
Berdasarkan hadits shahih atau hasan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan doa Malaikat Jibril adalah doa keburukan bagi mereka yang melewatkan Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan karena kerap melakukan hal-hal yang membatalkan puasa atau perbuatan yang dilarang oleh agama. Misalnya, berbuat maksiat, meninggalkan shalat fardhu atau shalat wajib, dan lain sebagainya.
Selain itu, hadits di atas juga tidak menunjukkan waktu terjadinya peristiwa tersebut. Sehingga, jika ada yang berkeyakinan bahwa peristiwa tersebut terjadi setelah nifsu sya’ban atau menjelang Ramadhan maka seharusnya menyertakan dalil-dalil pendukung yang kuat serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dari ulasan di atas, dapat dikatakan bahwa keistimewaan doa malaikat Jibril menjelang Ramadhan tidak didasarkan atas dalil-dalil yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, keistimewaannya pun tidak dapat dijelaskan. Jikapun ingin meminta maaf kepada orang tua, teman, atau orang-orang sekitar karena pernah berbuat zhalim terhadap mereka maka tidak perlu harus menunggu menjelang Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada dinar dan dirham. Karena orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi.” (HR. Bukhari)
Sebagai muslim, sebaiknya kita tidak serta merta menyebarkan sesuatu tanpa disertai dalil-dalil yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Ketika kita menerima pesan singkat yang berisi amalan sebaiknya dicek terlebih dahulu kebenaran sumber serta dalil pendukungnya agar terhindar dari kesesatan dalam agama.
Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan. semoga kita selalu mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya. Menjadi bagian dari doa yang baik dari malaikat jibril dan terjauh dari doa buruk yang dipanjatkan oleh malaikat jibril. Amiin.