Inilah Dia Kedudukan Para Nabi Dan Rasul Dalam Islam

Dalam kitab sucinya, Allah SWT menempatkan beberapa ayat yang jumlahnya sangat banyak, di mana Allah SWT menyebutkan padanya contoh-contoh mulai dari munajat mereka kepada Rabb mereka, doa-doa para nabi dan utusan, keluluhan mereka di hadapan-Nya tawassul mereka kepada-Nya, serta kerendahan mereka, dan doa-doa mereka. Semua itu Allah SWT sebutkan agar hamba-hambanya yang beriman mengetahui cara yang benar dan jalan lurus serta jalur tepat dalam berdoa kepada Rabb serta munajat kepada-Nya.

Oleh karena itu, ketika Allah SWT menyebutkan dalam surah Al-An’am tentang berita-berita mereka yang penuh berkah, amal-amal mereka yang agung, dan sifat-sifat mereka yang utama maka ia berfirman yang artinya adalah

“Mereka itulah orang-orang diberi petunjuk oleh Allah, maka dengan petunjuk mereka hendaklah engkau mengambil teladan.” (QS. Al-An’am/6: 90)

Di sini terdapat perintah bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengikuti sunnah-sunnah mereka, komitmen terhadap jalan mereka, dan sekaligus arahan bagi umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar menjadi seperti itu. Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukan apa yang diperintahkan dan menerapkannya dengan sebenar-benar penerapan. Beliau mengambil petunjuk dengan petunjuk para rasul sebelumnya. Mengumpulkan semua kesempurnaan pada mereka. Hingga terkumpul padanya keutamaan-keutamaan yang penuh berkah dan perilaku-perilaku agung yang mengungguli semua manusia di alam ini. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjadi penghulu para rasul pemimpin orang-orang bertakwa, dan teladan orang-orang shalih. Semoga shalawat dan salam-Nya dilimpahkan kepadanya dan kepada semua nabi dan rasul.

Dalam kehidupan sehari-hari, Allah SWT telah meilih mereka untuk melebihkan mereka dan mengkhususkan mereka dari manusia lainnya. Dia Azza wa Jalla menjadikan mereka penuntun bagi manusia dan teladan dalam kebaikan. Dengan sebab mereka dikenal Allah Azza wa Jalla, ditauhidkan, dan diketahui jalan lurus. Di atas jalan mereka para penghuni surga sampai kepada setiap kenikmatan dan meraih setiap kebaikan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan bagian hamba dari kebahagiaan sesuai dengan bagiannya dari penelusuran jejak-jejak dan perjalanan di atas jalur mereka serta penapakan langkah-langkah mereka.

Allah SWT berfirman:

“Dan Kami jadikan mereka imam-imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka berbuat kebaikan-kebaikan, mendirikan shalat, mengelaarkan zakat, dan kepada kami Mereka beribadah,” (QS. Al-Anbiyaa’/21: 73)

Allah SWT menyempurnakan mereka dengan perbuatan-perbuatan kebaikan, mendirikan shalat, dan terus-menerus dalam peribadatan kepada-Nya. Dengan demikian mereka menjadi tauladan bagi selain mereka. Barang siapa meneladani mereka niscaya sukses dan siapa meengikuti mereka niscaya berantung. Di antara kesempumaan para nabi adalah apa yang disebutkan Allah Azza wa Jalla tentang mereka, berupa kuatnya hubungan mereka dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala kesempurnaan penghadapan mereka kepada-Nya, dan besarnya sikap bersandar mereka kepada-Nya, dalam keadaan-keadaan mereka semuanya, serta dalam urusan-urusan mereka seluruhnya. Seperti firmannya

“Sungguh mereka bersegera kepada kebaikan-kebaikan dengan harap dan cemas, dan kepada kami mereka khusyu’.” (QS. Al-Anbiyaa’/21: 90)

Mereka bersegera menuju kebaikan, mengerjakannya pada waktu-wakktunya yang utama, menyempumakannya sesuai yang layak dan patut, dan tidak meninggalkan suatu keutamaan yang mereka mampu atasnya, melainkan mereka memanfaatkan kesempatan tersebut. “Mereka berdoa kepada Kami dalam keadaan harap dan cemas.” yakni; mereka minta kepada Kami perkara-perkara di sukai, berupa kemaslahatan dunia dan akhirat, serta berlindung dengan kami dari perkara-perkara menakutkan, berupa mudharat dua negeri (dunia dan akhirat), sementara mereka berharap dan cemas, bukan dalam keadaan lalai dan tak acuh. “Dan kepada Kami mereka khusyu.’” yakni; tunduk, menghinakan diri, dan merendah. Alangkah sempurnanya keadaan ini, alangkah baiknya hubungan dan pengetahuan mereka terhadap Rabb yang agung dan pencipta yang mulia. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sungguh para nabi semuanya telah meminta kepada Allah dan dan berdoa pada-Nya, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan hal itu dalam kisah Adam, Ibrahim, Musa, dan selain mereka.”

Sungguh sangat indah kiranya bila seorang muslim dapat menetahui dengan sangat jelas tentang bagaimana taatnya mereka alam kehidupan sehari-harinya, kekhusyuan mereka dalam menjalankan ibadah dan apa yang disifatkan Allah SWT tentang mereka berupa kejujuran dan sifat-sifat sempurna lainnya. Begitu pula apa yang ada pada mereka berupa keutamaan, kemurahan, dan kebaikan. Niscaya akan besar bagiannya dalam meneladani mereka.

Allah SWT telah menyebutkan di sejumlah tempat dalam Al-Qur’an contoh-contoh sangat banyak tentang doa-doa para nabi dan permohonan-permohonan para rasul terhadap Rabb semesta alam besarnya harapan mereka terhadap rahmat-Nya, tingginya keinginan mereka akan karunia-Nya, cepatnya mereka kembaii kepada-Nya dalam semua keadaan. Allah SWT menyebutkan doa nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ismail, Musa, Yunus, Ayyub, Isa, dan selain mereka di antara para nabi dan rasul-Nya shalatullahi alaihim. Agar manusia mempelajari sifat doa, adabnya, kesempurnaan penyandaran padanya, dan menghinakan diri kepada Rabb semesta alam. Kemudian Allah SWT menyebutkan pengabulan dari-Nya terhadap doa-doa mereka, pemenuhan keinginan-keinginan mereka, dan pemudahan urusan-urusan mereka, meski persoalan demikian besar dan kesulitan sangat keras.

Karena sebegitu besar dan beratnya cobaan yang diirngin dengan rasa sabar yang terus membuntuti itulah akhirnya para nabi dan raul itu diangkat derajatnya oleh Allah SWT hingga derajat yang sangat tinggi.

Demikianlah kiranya apa yang dapat kami sampaikan mengenai kedudukan para nabi dan rasul. Semoga apa yang kami tulis ini ada manfaatnya. Amiin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *