Sebagai manusia yang paling dikedepankan dalam masalah akhlak, kanjeng nabi Muhammad SAW telah mengajarkan banyak sekali doa-doa yang seharusnya kita baca diwaktu-waktu tertentu. Doa-doa dan dzikir-dzikir tersebut sangat penting diamalkan oleh umat Islam dikarenakan teks-teks doa dan dzikir terbaik tersebut berasal dari wahyu yang tidak memuat sedikit pun kesalahan.
Termasuk dari doa yang telah diajarkan oleh sang baginda adalah doa sebelum bersenggama
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut ini bagi seseorang yang hendak mencampuri istrinya:
“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”,
Doa ini memuat keutamaan yang besar bagi orang yang mengamalkannya. Keutamaan itu tertuang dalam lanjutan hadits, di mana Rasulullah SAW bersabda yang artinya
Kemudian jika ditakdirkan dikemudian hari lahirlah seorang anak bagi mereka berdua dari hubungan suami istri tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakai anak tersebut selamanya” (HR. al-Bukhari no. 6388 dan Muslim no. 1434).
Hadits di atas menunjukkan salah satu adab dalam berjima’, yaitu seorang lelaki membaca basmalah dan mengiringinya dengan doa di atas. Manfaatnya, apabila Allah SWT menakdirkan lahirnya anak bagi mereka dalam hubungan badan tersebut, maka anak itu melalui keberkahan nama Allah SWT dan doa yang dibaca itu akan berada dalam perlindungan, sehingga syaithan tidak bisa mencelakainya.
Perlindungan yang menaungi sang anak tidak berarti bahwa anak tersebut menjadi ma’shum, yang artinya selamat dari dosa. Akan tetapi, maknanya anak tersebut akan terjaga dari godaan syaithan yang menyebabkannya keluar dari Islam dan fitrah. Terkadang ia terjerat godaan syaithan, namun ia akan segera bertaubat. Syaikh Ibnu Baz condong kepada pendapat ini.
Imam al-Bukhari rahimahullah memandang bahwa suamilah yang membaca doa tersebut. Hal ini berdasarkan judul bab yang beliau tulis ketika sebelum menuliskan hadits tersebut dalam kitabul nikah dalam Shahihul Bukhari, yaitu bab ‘apa yang diucapkan lelaki ketika akan mencampuri istrinya’.
Melihat urgensi doa ini, seyogyanya seseorang tidak melupakan untuk melantunkannya ketika akan mencampuri istrinya ataupun istrinya juga.
Karena sebegitu urgentnya hal ini, sampai-sampai syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan berpesan, “Semestinya seseorang (lelaki) bersemangat kuat untuk mengamalkan doa ini ketika hendak menggauli sitrinya sehinga menjadi sebuah kebiasaan. Hal ini dalam rangka mengamalkan arahan Nabi SAW dan besarnya harapan agar anaknya menjadi terjaga dan terpeiihara dari syaithan sehingga dapat tumbuh di atas jalan yang lurus melalui barokah doa ini”.
Demikianlah yang dapat kami sampaikna. Semoga dapat bermanfaat. Amiin.