Buletin Islam | Bagi kebanyakan kalangan, idul fitri dianggap sebagai salah satu hari untuk mereka menunjukkan bahwa mereka mempunyai beju baru. Selain tentu karena telah menuntaskan puasa dalam jangak waktu sebulan. Dan hal kedua inilah yang paling berpengaruh dalam pemakaian baju baru tersebut.
Padahal, dalam kitab Kanzun Najah was Surur, Syekh Abdul Hamid bin Muhammad bin ‘Aly bin Abdil Qadir Qudsi al-Makki asy-Syafi’i mengungkapan bahwa:
لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لمَنْ طَاعَاتُهُ تَزِيْدُ، وَكُلُّ يَوْمٍ لاَ يُعْصَى فِيْهِ فَهُوَ عِيْدٌ
Artinya: “Bukanlah disebut id bagi orang yang mengenakan (pakaian) baru, sesungguhnya id itu bagi orang yang ketaatannya bertambah, dan setiap hari yang tiada maksiat di dalamnya itulah id”
Ungkapan diatas tentu menjadi peringatan keras bagi kita yang menganggap bahwa hari id adalah hari untuk ajang pamer baju baru.
Lebih jauh lagi, kitab yang sama tersebut juga menuturkan bahwa ketika umat Islam berkumpul untuk melangsungkan shalat Idul Fitri, Allah subhanahu wa ta’ala berkata kepada para malaikat: “Wahai malaikat-malaikat-Ku, apa balasan bagi orang yang telah menyelesaikan pekerjaannya?” Malaikat menjawab, “Wahai Tuhan Kami, yaitu diberikan upahnya”. Kemudian Allah berkata, “Aku bersaksi, wahai Malaikat-Ku, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka semua”
Dari itu, dapatlah kiranya kita memperbaiki niat untuk memiliki tujuan yang lebih agung dari pada sekedar ajang pamer baju baru.
Demikianlah pemaparan tentang Yang lebih Penting Dari Baju Baru Ketika Shalat Id yang dapat kami sampakan. Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat. Amiin.