Buletin Islam | Belakangan ini, Apple sedang menguji sistem pada fitur baru yang mereka buat berupa deteksi konten pelecehan anak melalui pemindaian otomatis pada kumpulan foto di iPhone dan iCloud. Sistem ini, oleh Apple diproyeksikan dapat mendeteksi konten yang dianggap pelecehan, dan akan dilaporkan ke pihak berwenang jika diperlukan.
Perusahaan menjelaskan fitur deteksi tersebut bekerja dengan proses hashing atau pencocokan pada irisan-irisan kecil yang kompleks.
Selanjutnya, hasil hashing akan dicocokkan dengan database hash yang ada di Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi (National Center for Missing and Exploited Children/NCMEC).
Deteksi yang dilakukan Apple akan bisa memindai foto yang ukuran dan warnanya sudah diubah, misalnya menjadi lebih kecil dan menjadi hitam putih.
Bila dianggap memiliki konten pelecehan anak, Apple akan menonaktifkan akun pengguna dan melaporkan ke NCMEC yang selanjutnya dapat diteruskan ke penegak hukum.
Tapi bila dianggap tidak berbahaya, misalnya ada foto anak di bak mandi, maka tidak akan dilaporkan. Di sisi lain, pengguna yang akunnya dinonaktifkan bisa mengajukan banding untuk memulihkan akun mereka.
Baca Juga:
Cara Mengecek Apakah Ponsel Yang Digunakan Terkena Spyware Pegasus Atau Tidak
Sambut HUT RI Ke-76- Event Mobile Legends Resmi Diadakan, Catat Tanggalnya!
Ini merupakan upaya perusahaan dalam melindungi anak-anak dari pelecehan, seperti yang juga dilakukan perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Google dan Facebook.
Kendati begitu, Apple tetap menjamin bahwa fitur baru ini tetap mempertimbangkan kenyamanan privasi bagi pengguna.
“Metode Apple dirancang dengan mempertimbangkan privasi pengguna,” ungkap manajemen.
Rencana fitur baru Apple ini mendapat respons positif dari John Clark, CEO NCMEC. Ia berharap lembaganya bisa bekerja sama dengan Apple ke depan untuk menjadikan dunia lebih aman bagi anak-anak.
“Kenyataannya adalah bahwa privasi dan perlindungan anak dapat hidup berdampingan,”Ungkap CEO NCMEC itu.
Namun, rencana ini menuai kekhawatiran bagi praktisi privasi data pribadi. Menurut Greg Nojeim, Direktur Proyek Keamanan dan Pengawasan di Pusat Demokrasi dan Teknologi AS menyebutkan bahwa hal itu malah rentan disalahgunakan.
“Apple harus mengabaikan perubahan ini dan mengembalikan kepercayaan penggunanya pada keamanan dan integritas data mereka di perangkat dan layanan Apple,” tutur Nojeim.