”Yang sangat kutakuti akan menimpa kalian adalah syirik kecil. Lalu Nabi Muhammad SAW ditanya oleh shahabat tentang apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu, maka beliau menjawab yaitu riya’. ” (HR.Ahmad)
Menghindari sikap riya’ memang bukanlah perkara mudah. Sebab pada dasarnya sifat manusia itu senang dipuji. Sedangkan apa yang kita lakukan ingin dipujiitu adalah hal yang dilarang. Sungguh ini adalah perkara yang rumity untuk dapat dihindari. Hanya manusia yang hebatlah yang dapat menghindarinya.
Karena hal tersebut dilarang oleh agama mak seyogyanyalah kita harus menghindarinya, walau sulitnya luar biasa. Namun sesulit apapun suatu perkara jika kita sandarkan kepada Allah SWT maka tiadalah perkara yang tak dapat diatasi.
Baca juga : Inilah Dia Doa Yang Dibaca Rasulullah SAW Dalam Menghindari Shifat Riya
Salah satu bentuk sandaran itu adalah seringnya kita merasa butuh dan tak ada daya dihadapannya dengan cara berupaya dan berdoa. Dan berikut adalah upaya nyata yang bisa dilakukan untuk dapat mengikis atau bahkan suatu ketika dapa menghilangkan shifat riya tersebut.
- Mengendalikan hati dengan meluruskan niat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim)
Cara menghindari riya’ yang pertama yakni dengan meluruskan niat. Ingatlah bahwa segala macam perbuatan kita bergantung pada niat. Apabila niat kita baik, Lillahi Ta’ala (hanya karena Allah SWT) maka insyaAllah itu akan dicatat sebagai pahala. Sebaliknya, jika terbesit rasa ingin dipuji oleh manusia maka perbuatan kita tidak memperoleh apapun. Bahkan bernilai dosa. Maka itu, sebelum melakukan sesuatu pastikan untuk memperbaiki niat dalam hati. (baca: Penyakit Hati Menurut Islam)
- Berdoa dan memohon pertolongan Allah SWT
Manusia adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan. Kita bisa menghandle segala hal hanya dengan menggandalkan diri sendiri. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk melibatkan Allah dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya’. Jangan pernah lelah berdoa kepada Allah agar diperkuat keimanan dan dilindungi dari bisikan syetan.
- Menyadari kedudukan diri hanyalah seorang hamba
Manusia terkadang sering lupa diri. Kenikmatan dunia yang begitu memakau (seperti harta benda, kedudukan, wajah yang rupawan, dan keturunan) kerapkali membuat manusia menjadi sombong dan riya’ (pamer). Padahal semua kenikmatan tersebut adalah pemberian Allah SWT. Tapi manusia menganggap itu diperoleh dari usahanya sendiri. Na’udzubillahi mindzalik. Pemikiran inilah yang kemudian memicu munculnya penyakit hati. Hingga membawa manusia ke dalam kesesatan.
Hendaknya kita menyadari bahwa kita hanyalah hamba Allah. Ciptaan Allah. Tak ada yang kita miliki di dunia ini. Semuanya hanya titipan yang bersifat fana dan pasti akan musnah. Apabila hati kita sanggup menyadari hal tersebut maka insyaAllah kita akan terhindar dari sifat riya’.
- Terus-menerus mengingat Allah Ta’ala
Dalam Al-Quran telah dijelaskan bahwa syaitan tidak akan pernah lelah menggoda manusia menuju jalan yang sesat. Sebab itu, manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya lewat berdizikir. Aktivitas dzikir akan membuat kita terus mengingat Allah. Dengan demikian, syaitan akan sulit mencari celah untuk masuk. Umumnya orang-orang yang gemar berlaku riya; jarang sekali menyebut asma Allah, sebagaimana firmanNya:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisaa’:142).
- Belajar ikhlas
Ikhlas adalah tiangnya sebuah amal shalih agar dapat diterima oleh Allah. Seseorang yang beramal dengan niat ikhlas dan tidak berharap pujian dari orang lain maka insyaAllah amalnya diterima oleh Allah SWT.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. (HR. Muslim)
Selain hal yang dapat dilakukan diatas, kita juga bisa melakukan hal lain yang juga mempunyai hubungan erat dengan cara jitu pengikisan sifat riya’ ini. Misalnya dengan selalu mengingat kematian, menggiatkan ibadah, membaca buku-buku agama, menyadari bahwa Allah selalu mengawasi, selalu mengingat bahaya riya’, hidup dalam kesederhaan dan memperbanyak meminta ampun pada Allah
Demikianlah cara-cara yang bissa kita lakukan untuk dapat menghindari riya’. Semoga apa yang kamituliskan dapat bermanfaat dan semoga kita dijadikan hambanya yangselalu berharap kepada-Nya. Amiin.