BuletinIslam.com | Otoritas Pemerintah Arab Saudi melaporkan lonjakan kasus corona dalam beberapa hari terakhir, dan jumlahnya kini mencapai 100 ribu lebih pasien yang terkonfirmasi positif covid-19.
Bahkan pada Minggu (7/6) kasus virus corona di Arab Saudi menyentuh angka 101.914, seperti yang dilansir dari kantor berita AFP, pada Senin (8/6), dengan jumlah pasien yang meninggal dunia mencapai 712 kasus.
Lonjakan ini terjadi seiring dengan adanya kebijakan pelonggaran lockdown, guna meminimalisir penyebaran corona di kawasannya. Namun, kebijakan tersebut dianggap terlalu cepat, hingga ada lonjakan kasus dalam tiga hari mencapai 3000 kasus positif.
Selain langkah lockdown, Arab Saudi juga menerapkan jam malam, yang dimulai dari jam 5 sore hingga jam 6 pagi waktu setempat, termasuk juga larangan melakukan shalat berjamaah di masjid-masjid, serta seruan agar masyarakat melakukan aktifitas di dalam rumah, khususnya bagi para pekerja sektor publik dan swasta.
Baca Juga : Ternyata Ibadah Haji Pernah Dibatalkan beberapa Kali
Pasca pelonggaran tersebut, otoritas Arab Saudi mengumumkan adanya kemungkinan langkah-langkah ketat kembali seiring dengan meningkatnya kasus positif corona. Pihak kerajaan, menegaskan masih memilih menunda pelaksanaan Haji dan Umrah tahun ini, semata-mata untuk menghindari dari penyebaran pandemi virus corona.
Disisi lain, pemerintah Saudi juga belum mengumumkan secara resmi, prihal gelaran ibadah haji tahun ini, yang seharusnya dijadwalkan untuk akhir Juli. Namun seperti dikutip detik.com, otoritas Saudi sebelumnya telah mendesak umat Islam agar menunda persiapan untuk berangkat haji tahun ini.
Arab saudi selaku tuan rumah pergelaran rukun kelima dalam Islam tersebut, telah mencatat jumlah jemaah haji yang datang ke tanah suci tahun lalu, sekitar 2,5 juta umat Muslim yang datang dari seluruh dunia.
Baca Juga : Dua Alasan Utama Menag Batalkan Ibadah haji tahun Ini
Sementara itu, pihak kerajaan hingga kini masih memilih untuk menunda pelaksanaan Ibadah Haji dan umrah karena untuk melindungi kotya-kota suci tersebut dari penyebaran kasus corona yang kini telah menyebar keseluruh dunia yang telah menjangkiti kurang lebih 6 juta jiwa.[