Sebagai manusia tentunya kita tak akan luput dengan apa yang namanya kesalahan. Baik itu besar atau itu kecil. Dalam banyak kondisi kita sering melakukan kesalahan yang sebetulnya menurut kita, itu adalah bukan kesalahan, namun menurut allah itu adalah sebuah kesalahan.
Karena dari ketidak tahuan itulah maka meminta ampunan dari segala kesalahan sangatlah dianjurkan. Baik kita merasa atau tidak merasa bersalah.
Berikut adalah doa beserta dalil yang diseharusnya dipanjatkan dalam berdoa
Ya Rabbi! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang
Sungguh, kami menghitung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu majlis mengucapkan (doa) berikut sebanyak 100 kali: Ya Rabbi! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu)
Dalam at-Tirmidzi ada tambahan: … dalam suatu majlis sebelum Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit. Dan dalam al-Adabul Mufrad juga dalam riwayat Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan itu setelah shalat Dhuha. Lafazh Ahmad dan at-Tirmidzi dengan lafazh Anta Tawwabul Ghofur ُ; sedangkan dalam riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Sunni: Anta Tawwabur Rohiim.
Hikmah Yang Dapat Kita Petik
- Betapa besar sifat tawadhu’ dan tunduk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Rabbnya. Padahai Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla. Para Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak istighfar sebagai bentuk ‘ubudiyyah kepada Allah Azza wa Jalla; dan bentuk pengakuan betapa lemahnya makhluk dalam menunaikan hak Allah Azza wa Jalla. Jika para Nabi seperti itu, lalu bagaimana dengan selain Nabi yang tidak mempunyai jaminan ampunan?
- Para Sahabat punya antusias untuk mengetahui bagaimana perilaku Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meneladaninya. Maka sangat perlu sekali bagi umat ini untuk memperhatikannya agar bisa meneladani Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Untuk keutamaan istighfar dan mengulang-ulangnya, Kanjeng Nabi Muhammad dalam hadistnya Bersabda Yang artinya sebagai berikut
Wahai manusia! Bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah setiap hari 100 kali.” (HR. Muslim)
Sudah selayaknya bagi masing-masing kita untuk memperbanyak istighfar dan taubat. Telah banyak dosa dibuat, kerusakan di darat dan lautan pun telah menyeruak. Janganlah terpedaya dengan amalan shalih yang dilakukan. Jangan sampai itu membuat kita memupuk rasa ‘ujub. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan dari sikap ‘ujub dalam hadistnya yang artinya sebagai berikut
Seandainya kalian tidak berdosa, aku mengkhawatirkan atas kalian apa yang lebih parah dari hal tersebut, yaitu sikap ‘ujub. (Lihat ash-Shahihah, no. 658)
Untuk adab dalam menutup doa sendiri adalah dengan menutupnya menggunkan nama yang disandangkan kepada Allah SWT. Misalnya bila meminta ampun dan rahmat, ia menyebut: Innaka anta Ghafur Rahman (Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang).
Demikianlah tadi apa yang dapat kami sampaikan. Semoga dapat bermanfaat. Amiin.