Cerita Dibalik Penulisan Kitab Aqidatul Awam

BuletinIslam.com | Di dunia pesantren, kitab Aqidatul Awam sangat masyhur dan hampir menjadi salah satu materi wajib di setiap pesanren, khususnya bagi para santri junior dalam mendalami ilmu tauhid.

Kitab Aqidatul Awam, merupakan materi ajar yang di dalamnya materi berisi pembahasan tentang Ilmu Tauhid, dengan berasaskan Akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dan disusun dalam bentuk Syair (nadzan).

Bacaan Lainnya
cover kitab aqidatul awam, Foto; Istimewa

Tak banyak yang tahu, ternyata sejarah penulisan kitab tersebut cukup Menarik, sebab ada bisyarah langsung dari rasulullah saw. penasaran?

Sejarah Kitab Aqidatul Awam Karya Syaikh Ahmad Marzuqi

Dikutip dari GaleriKitabKuning.com Biasanya, pembelajaran Ilmu Tauhid dengan akidatul awam disampaikan kepada para santri tidak hanya sebatas memberikan makna tiap-tiap lafadznya, melainkan juga dengan cara memberikan tugas menghafalkannya.

Menggunakan Bahar Rajaz (Salah satu jenis syair dalam ilmu Arudh), lafadz yang disusun tentu lebih praktis dan semakin mudah dihafalkan khususnya bagi santri-santri junior yang sedang mondok.

Hingga saat ini, telah ada sekian kitab yang mensyarah Aqidatul Awam, antara lain Tahshil Nail al-Maram Libayani Mandhumah ‘Aqidah al-‘Awam yang beliau karang sendiri, Nurudh Dhalam ‘alaa Mandhumah ‘Aqidah al-‘Awam karya Syaikh Nawawi al-Bantani dan Tashil al-Maram liDaarisil Aqidatil Awam gubahan Syaikh Ahmad al-Qaththa’aniy al-‘Aysawiy, juga Jala’u al-Afham Syarh Aqidatul Awam.

Seperti apakah kisah dibalik ditulisnya Kitab Aqidatul Awam itu? berikut ini kami berikan informasi.

Bermimpi Dan Dapat Kabar Gembira dari Rasulullah saw

Dapat Bisyaroh (Kabar Gembira) Langsung Dari Rasulullah saw.
Diceritakan dalam kitab Jala’ul Afham, Para ulama mendapatkan cerita langsung dari penulis kitab ini yakni Syaikh Ahmad al-Marzuqi, berkenaan dengan sebab menyusun nadzam tersebut. Bahwa suatu ketika penulis melihat (bermimpi) bertemu dengan Rasulullah saw. beserta para sahabatnya, dan mereka semua berdiri mengelilingi penulis.

Kemudian Rasulullah saw. menyuruh penulis (Syaikh Ahmad al-Marzuqi) untuk membaca sesuatu:
“Bacalah Nadzam tentang ilmu tauhid yang apabila orang mengahafalkannya dia akan masuk surga, dan mendapatkan keinginannya berupa kebaikan yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah”

Penulis menjawab “Nadzam apa yang engkau maksudkan ya Rasulullah saw.?”

Kemudian para sahabat nabi berkata kepada penulis “Dengarkan apa yang akan Rasulullah saw. sabdakan!”

Kemudian Rasulullah saw. bersabda ” Katakan, أبدأ باسم الله والرحمن “

Penulis Menjawab “أبدأ باسم الله والرحمن” hingga akhir bait / syair, dengan redaksi “وصحف الخليل والكليم # فيها كلام الحكم العليم” dan saat itu Rasulullah saw. mendengarkan dengan seksama.

Setelah penulis bangun dari tidurnya, ternyata penulis dapat menghafal apa yang ia baca dihadapan Rasulullah saw. dan para sahabat saat dia tertidur, mulai dari bait yang pertama hingga terakhir.

Kemudian penulis kembali bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw. untuk kedua kalinya, saat waktu sebelum subuh, kemudian dalam mimpi tersebut Rasulullah saw. bersabda kembali kepada penulis “Bacalah kembali yang engkau hafal”.

Selanjutnya, penulis kembali membacakan bait-perbait dari awal hingga akhir, sementara para sahabat Rasulullah saw. yang berdiri mengelilinya turut mengucapkan kata “Amin” setiap kali penulis menyelesaikan tiap satu bacaan bait/ syair.

Setelah usai membaca keseluruhan bait tersebut, kemudian Rasulullah saw. bersabda kepada penulis “Semoga Allah swt. senantiasa memberikan taufiq kepadamu, meridhoimu, dan menerima usahamu, dan memberikan berkah kepadamu dan kepada orang-orang mukmin, dan memberikan manfaat kepada seluruh hamba”

Setelah penulis mmberitau kepada masyarakat tentang cerita tersebut, mereka meminta kepada penulis untuk mengajarkan kepada mereka, selanjutnya penulis menambahkan satu bait dalam kitab tersebut yang berbunyi :

وكل ما أتى به الرسول # فحقه التسليم والقبول

Artinya :”Apapun yang datang dari Rasulullah saw. maka harus diterima”

Melihat cerita dibalik penulisan kitab Nadzam Aqidatul Awam tersebut, maka tidak heran hingga kini kitab tersebut banyak dipelahjari oleh umat Islam dunia, khususnya di lembaga-lembaga Pondok pesantren di indonesia, selain materinya sederhana dan cukup lengkap, penyusunannya dibuat berbentuk syair sehingga mudah untuk dihafalkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *